CIANJUR, Lingkarjabar.co.id – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Induk Pasirhayam Cianjur mencatat, harga cabai rawit domba melonjak naik hingga nyaris 300 persen. Sebelumnya cabai jenis itu dibanderol dengan harga Rp 40.000 per kg, namun kini memcapai Rp 110.000 per kg.
Kenaikan harga cabai rawit domba disinyalir karena banyak petani yang gagal panen, sehingga stok di distributor minim. “Untuk harga sayur mayur dan bumbu dapur lainnya masih normal, hanya cabai rawit domba yang meroket. Kenaikannya sudah terjadi sejak tiga hari terakhir,” kata Kepala UPTD Pasar Induk Pasirhayam Cianjur Doni Tri Wibowo.
Ia menjelaskan, cuaca ekstrem sejak beberapa bulan terakhir, membuat panen sayur mayur di tingkat petani menurun. Sehingga, berdampak terhadap pasokan ke sejumlah pasar tradisional, sedangkan tingkat pemakaian masih tetap tinggi dan berdampak terhadap kenaikan harga.
“Banyak petani yang mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrem, sehingga pasokan cabai rawit domba berkurang di pasaran, sedangkan tingkat pemakaian tetap tinggi. Untuk jenis cabai lainnya, seperti cabai merah lombok dan keriting meski mengalami kenaikan, namun tidak sampai melambung,” jelasnya.
Pihaknya memperkirakan, kenaikan harga cabai rawit domba tidak akan berlangsung lama. Saat ini intensitas hujan mulai berkurang dan petani sudah mulai menyebar benih.
“Harapan kami tidak akan berlangsung lama karena cuaca sudah bersahabat di sejumlah wilayah penghasil cabai,” imbuhnya.
Di siai lain, Asep Ridwan (42), pedagang cabai di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur mengatakan, kenaikan cabai rawit domba sudah terjadi sejak tiga hari yang lalu. Mahalnya cabai rawit domba, membuat angka penjualan menurun karena pembeli membatasi jumlah pembelian. Mereka yang biasa menggunakan cabai rawit domba 2- 4 kilogram, saat ini hanya memesan setengah atau satu kilogram.
“Kalau cabai yang lain paling tinggi mengalami kenaikan Rp 10.000 per kg, termasuk cabai rawit hijau. Tapi untuk cabai domba sejak tiga hari terakhir meroket dari Rp 40.000 menjadi Rp 110.000 per kg. Kami tidak berani menyimpan stok banyak karena angka penjualan menurun,” katanya.
Pihaknya memperkirakan, kenaikan produk cabai rawit tersebut akan bertahan hingga beberapa pekan ke depan. Menyusul cuaca ekstrem yang masih terjadi di sebagian besar wilayah penghasil cabai, seperti Lembang (Bandung Barat) dan Kabupaten Garut. (ara/dim)